3 Strategi Ampuh agar Bisnis Berjalan Lancar – Kemana semua pelanggan kupergi? Mungkin sebagian dari Anda mulai ngalamin ini yang seolah-olah baru kemarin menikmati masa-masa indah di bisnis Anda. Pelanggan banyak, jualan mudah, keuntungan melimpah. Lalu kini semuanya berubah. Pelanggan Anda hilang entah kemana. Penjualan turun drastis, keuntungan? lebih baik gak usah dibahas ya. Terlalu menyakitkan…
Anda pernah atau saat ini sedang mengalami situasi yang saya sampaikan sebelumnya. Enggak usah khawatir. Saya dulu juga pernah ngalamin itu dulu. Jualan motivasi itu gampang, cukup buat judul yang menarik, pasang pembicara yang populer, terus promosikan di media sosial, peserta datang sendiri, klien ngantri, dan uang ngalir deras.
3 Strategi Ampuh agar Bisnis Berjalan Lancar
Dulu, jualan busana muslimah itu gampang. Produksi aja gamis dan bagaimanapun modelnya itu langsung laku. Kalau males produksi, ya beli aja yang udah jadi di pasar Tanah Abang. Terus jual dech di bus, pameran dan mall-mall.
Baca: 5 Tempat Supplier Tangan Pertama untuk Dropship/Reseller
Dulu, kalau cuma ngejar omset 10-20 juta rupiah rupiah perhari aja nggak susah kok. Sekarang, jangan harap not even close
Kenapa? Apakah karena pesaingnya makin banyak? Ia juga sih. Sekarang ini semua orang bisa ngomong menyebut dirinya motivator. Sekarang ini rasanya semua orang berbisnis besar muslimah dari beken sampai emak-emak. Makin banyak pesaing, lautan semakin memerah. persaingan jadi berdarah-darah.
Tapi saya yakin, itu bukan satu-satunya alasan, bahkan itu bukan jadi penyebab utama.
Penyebab utamanya adalah karena kebutuhan dan kebiasaan pelanggan hari ini sudah berubah dibandingkan dulu.
Sekarang ini orang enggak lagi butuh motivasi. Bahkan mereka sudah jengah dengan banyaknya motivator yang memborbardir mereka dengan kata-kata indah di layar televisi dan di smartphone mereka.
Kebutuhan mereka juga berubah. Sekarang orang cari solusi untuk jalan keluar yang konkrit dari masalah yang enggak ada habisnya.
Satu dekade lalu, muncul tren positif berupa kesadaran para muslimah untuk berpakaian menutup aurat. Maka saat itu, industri baju muslimah pun meledak. Apapun produk busana muslimah yang dilempar ke pasar akan terserap habis oleh pelanggan.
Tapi kini enggak lagi. Karena baju muslimah itu sudah jadi standar pakaian sehari-hari. Kebutuhan mereka juga udah bukan itu lagi. Dari sisi kebiasaan, mereka juga sudah bergeser dari yang harusnya memegang barang sebelum membeli ke arah pembelian secara online. Pilihannya banyak, praktis pula, maka jika saat ini Anda bertanya-tanya
Kemana semua pelanggan ku pergi?
Jangan buru-buru salahkan pesaing. Karena mereka yang peluangnya pun sedang kehilangan pelanggan mereka.
Yang jadi terdakwa disini adalah si pelanggan itu sendiri atau lebih tepatnya diri anda sendiri yang tidak bisa mengantisipasi pergeseran kebutuhan dan kebiasaan pelanggan Anda.
Jadi apa yang bisa anda lakukan saat ini? Yang jelas, Anda harus bisa mengidentifikasi arah pergeseran kebutuhan dan kebiasaan dari pelanggan Anda seperti yang saya contohkan sebelumnya.
Selain itu, lakukan salah satu dari tiga strategi bisnis berikut ini:
Temukan Segmen Pelanggan Baru Anda
Lakukan itu jika Anda tidak mau melakukan apa-apa terhadap produk Anda. Sementara jumlah pelanggan yang Anda layanain saat itu sudah semakin menyusut. Contohnya adalah Mohawk Fine Papers.
Sebuah perusahaan pemasok kertas untuk berbagai perusahaan besar dunia sejak tahun 1931.
Dengan adanya perkembangan teknologi digital pada saat itu dimana semua perusahaan go paperless, maka otomatis permintaan kertas berkurang secara drastis. Mohawk terancam bangkrut.
Apa yang harus mereka lakukan?
Mereka menemukan pelanggan baru yaitu perusahan-perusahan online yang memberikan jasa cetak kartu nama, kop surat, dan amplop juga pembuatan notebook.
Mereka (pelanggannya) itu jumlahnya banyak sekali. Ternyata dan mereka semua membutuhkan kertas mewah dan berkualitas seperti yang dimiliki Mohawk.
Nah, dengan menyasar kelompok pelanggan baru ini, kondisi bisnis Mohawk akhirnya kembali membaik.
Cari Value yang Baru untuk Bisnis Anda
Strategi bisnis yang kedua, berikan value yang baru kepada pelanggan Anda saat ini. Contohnya adalah Ensiklopedia Britannica.
Bayangkan aja, Setelah mencetak Ensiklopedia sejak 200 tahun yang lalu tiba-tiba hadir teknologi digital yang membuat produk mereka yang enggak lagi bisa memenuhi kebutuhan dan kebiasaan pelanggan. penjualan pun terjun bebas.
Apa yang kemudian mereka lakukan?
Pada awalnya mereka berupaya mengadopsi teknologi digital dengan cara mendidik alisasi semua konten ensiklopedia dan memasukkannya ke dalam satu keping CD ROM yang dijual ke kelompok pelanggan mereka. Ternyata, ga laku. Mereka kalah bersaing khususnya dalam hal harganya dengan Microsoft Encarta yang dijual murah apalagi dengan hadirnya Wikipedia yang gratis itu juga enggak membuat situasi lebih baik.
Mereka kemudian mengubah strategi. mereka dan akhirnya membuat Ensiklopedia Britanica versi online yang siapapun bisa mengaksesnya secara gratis.
Mereka berharap bisa mendapatkan pemasukan dari penjualan iklan di websitenya ternyata gagal juga. Pemasukkan dari iklan ternyata tidak signifikan.
Akhirnya, mereka memutuskan kembali pada pelanggan awal mereka yaitu pembeli rumahan yang bersedia membayar untuk mengakses konten online premium dan kelompok pelanggan terbesar mereka yaitu sekolah dan universitas.
Untuk pelanggan rumahan, mereka ciptakan konten-konten khusus yang bernilai tinggi tidak tersedia untuk mereka yang mengakses Britannica Online secara gratisan. Sementara untuk pelanggan institusi pendidikan, mereka mengembangkan berbagai infection of fools dengan konten interaktif untuk beragam jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga Universitas. Mereka punya komitmen untuk menjadikan Britannica sebagai sumber ilmu yang lengkap, relavan dan menyenangkan bagi semua siswa.
Mereka bahkan membuat sistem asesmen dan grading tools untuk para guru atau dosen berbasis konten yang ada di Britannica.
Hasilnya, Britannica bukan hanya selamat dari jurang kematian, mereka menikmati keuntungan berlipat ganda.
Kombinasikan Kedua Strategi Di Atas
Layani pelanggan baru dengan penawaran nilai atau value yang baru. Contohnya adalah Marvel Comics.
Selama puluhan tahun mereka mendulang keuntungan dari membuat dan menjual komik. Namun kebutuhan dan kebiasaan pelanggan sudah berubah. Orang lebih suka main games daripada membaca komik. Bahkan ketika komik sudah disajikan dalam bentuk digital pun tetap saja tidak banyak orang yang membacanya.
Marvel sadar bahwa cerita dan karakter karakter komik yang mereka miliki masih mempunyai nilai yang tinggi, hanya saja jumlah pembaca komik sudah semakin menyusut.
Maka mereka harus mencari kelompok pelanggan baru dan menawarkan nilai yang baru juga.
Apa yang membuat bisnis Marvel masih bertahan saat itu?
Ternyata adalah pemasukan dari license key yang diperoleh dari studi film yang memproduksi film menggunakan karakter Marvel.
Dari situlah Marvel menyadari sebuah peluang besar yang bisa ia mainkan.
Marvel kemudian memutuskan untuk membuat studio filmnya sendiri bernama Marvel studio yang fokus memproduksi film-film superhero dari karakter komiknya sendiri.
Ternyata keputusan tersebut membuahkan hasil yang sangat manis. Marvel berhasil menjual cerita dari karakter-karakternya dalam jumlah besar pada pelanggan baru yang bukan pembaca komik menggunakan medium yang baru yaitu film bioskop dan DVD bukan komik yang dan pengalaman berbeda dari sebelumnya. Sebuah nilai yang baru, bukan?
Kesimpulan
Nah itulah ketiga strategy yang bisa anda gunakan untuk tetap bertahan dan menang ketika jumlah pelanggan Anda semakin menyusut.
Sekarang mana diantara ketiga strategi tersebut yang Anda akan gunakan untuk bisnis Anda?
Jangan terlalu lama berpikirnya ya! segera aja ambil keputusan dan melakukan aksi nyata!
Di awal, Anda nggak perlu harus langsung bener kok. Mungkin saja di perjalanan nanti Anda lakukan beberapa penyesuaian.
Intinya adalah lebih baik salah kemudian mengoreksinya daripada diam saja dan membiarkan bisnis Anda tenggelam.
Semoga bermanfaat!