5 Mitos dalam investasi Saham – Orang Indonesia lumayan banyak yang yakin dengan cerita mitos. Mitos yang tersebar umumnya dikuasai oleh sumber tidak tanpa ada bukti yang ilmiah. Mulai dengan keyakinan yang terkait dengan makhluk gaib sampai adat masa dulu yang sering di luar nalar kita.
Contoh cerita mitos yang sangat kerap kita dengar ialah orang yang menyapu tidak bersih itu jodohnya brewokan. Dogma berkaitan menyapu memang menjadi andalan beberapa ibu untuk anak gadisnya. Alih-alih menerangkan demi kebersihan jodoh brewokan rupanya lebih menyeramkan. Tetapi anak jaman saat ini jodoh brewokan malah dipandang menawan. pada akhirnya, dogma itu justru jadi terpatahkan.
5 Mitos dalam Investasi Saham
Dalam investasi saham masih tetap ada loh mitos-mitos yang menghalangi beberapa orang untuk memulai investasi saham. Apa saja yang termaksud mitos dalam investasi saham?
Mitos Pertama: Investasi Saham Butuh Biaya Besar
‘Nanti deh kalau penghasilan udah besar baru mulai investasi saham’ Apakah Kamu salah satu yang berpikir seperti itu? Wah Kayaknya kamu sudah terjebak mitos investasi.
Banyak orang yang menunda waktu untuk memulai investasi karena memiliki mindset seperti ini. Tapi faktanya, zaman sekarang kamu bahkan bisa berinvestasi saham luar negeri mulai dari Rp15.000 saja.
Beli saham yang harga mahal saat ini kita dapat membeli saham secara pecahan, tak perlu beli satu lembar yang utuh. Malah untuk yang baru memulai, tidak disarankan untuk memulai investasi saham secara langsung dengan modal besar, mulai bermodal sedikit untuk rasakan pengalaman dan latih psikologi dalam investasi segala hal perlu evaluasi dan kesabaran dimulai dari modal kecil. Maka mulai dari saat ini!
Mitos Kedua: Perlu Menunggu Waktu Tepat untuk Mulai Investasi
“Saya akan mulai investasi setelah krisis covid sudah redah”. Apakah Anda sependapat seperti ini?
Nah, ini juga suatu mitos. Faktanya tidak ada seorangpun yang mampu memprediksi dengan benar dan pasti bahwa pasar saham akan terbang atau bakalan anjlok. Malahan di masa krisis covid tahun kemarin, Saya justru menemukan banyak saham-saham yang lebuh bagus dengan harga yang murah.
Orang yang berusaha menebak-nebak dan memprediksi pergerakan harga saham itu malah lebih sering salahnya daripada benarnya.
Jangan berusaha memprediksi pergerakan harga saham. Memprediksi pergerakan harga saham itu hanya akan merugikan para investor karena peluang kesalahan sangat besar. Tapi saya sarankan fokuslah mencari saham perusahaan yang bagus dan yang layak untuk kita investasi-kan.
Prinsipnya sederhana, setelah menemukan saham yang tepat, Beli dan simpan selamanya.
Mitos Ketiga: Terus Mengikuti berita Ekonomi dan Keuangan
Wah ini jelas mitos. Faktanya kalau kita terus sering mengikuti berita setiap waktu, malahan justru bikin kita tidak fokus pada pekerjaan kita.
Orang yang terus mengikuti berita malahan mudah panik dan gampang stres. Bukannya investasi untung malahan mengalami kerugian. Lebih banyak buruknya daripada manfaatnya.
Warren Buffett mengatakan: “Belilah saham yang meskipun market tutup selama setahun kita tetap merasa tenang dan bisa tidur dengan nyenyak.”
Lebih baik kita fokus bekerja mendapatkan penghasilan bagus dan sisihkan untuk investasi. Jangan mau dipermainkan oleh uang. Biarkan uang yang bekerja untuk Anda.
Mitos Keempat: Investasi Saham itu Resikonya Tinggi
Pada dasarnya; segala tindakan apapun yang kita lakukan pasti ada risikonya. Sama seperti para pedagang buah-buahan atau dagang sayur-sayuran. Mereka pasti ada resikonya juga.
Tidak terkecuali investasi. Kita harus mampu memahami risiko dan mengetahui cara menanganinya. Faktanya orang malahan justru ikut investasi bodong yang tidak resmi akhirnya semua investasinya amblas.
Investasi tidak resmi justru memiliki resiko lebih tinggi bila kita bandingkan dengan investasi saham yang jelas dan resmi.
Mengikuti regulasi pasar saham memang berfluktuasi naik turun dan memiliki peluang dan resiko.
Aturan pertama dalam investasi adalah tidak boleh rugi. Prioritas utama dari investasi saham adalah bukan mengejar keuntungan setinggi-tingginya tapi justru bagaimana supaya kita jangan sampai rugi.
Orang yang nafsu dan serakah mengejar keuntungan besar dengan cepat lebih beresiko mengalami kerugian besar dibandingkan orang sabar yang berinvestasi saham jangka panjang. Semakin panjang jangka investasi kita, maka resikonya juga semakin kecil.
Mitos Kelima: Investasi Saham itu Judi
Orang yang memperlakukan investasi saham seperti judi akan bertindak layaknya penjudi. Seorang penjudi akan memilih saham-saham gorengan yang tidak memiliki fundamental yang jelas.
Semboyannya bukan nabung saham, Tapi malah jadi, judi saham. Karena tergiur oleh keuntungan besar dengan cepat.
Kaum gorengan akan lebih menarik bagi para pejudi setiap hari yang dilakukan adalah menebak-nebak harganya akan naik atau turun layaknya seorang penjudi.
Para penjudi itu maunya; hari ini beli, besok langsung untung besar. Mereka memperlakukan pasar saham seperti meja Kasino. Justru orang-orang seperti ini akan mengalami kerugian besar.
Faktanya investor-investor terhebat di dunia merupakan orang yang memperlakukan saham sebagai sebuah investasi jangka panjang. investasi saham itu kita ibaratkan menanam sebuah pohon. Kita tidak bisa mengharapkan hasil yang lebih besar dan instan (cepat). Biarkan pohon itu tumbuh dan berbuah. Jika sudah waktunya kita akan memanen buahnya yang lebat dan manis.
Pasar saham adalah tempat untuk memindahkan uang dari orang yang tidak sabar seorang yang sabar.
Nah itulah beberapa mitos tentang investasi saham. Semakin kita terbiasa berinvestasi yang terus memperluas wawasan seputar investasi, kita tidak lagi mudah takut dan khawatir akan mitos tersebut.
Yuk biasakan diri untuk belajar saham!
Gimana, Apakah Anda siap untuk mulai investasi saham?
Disclaimer:
Ini bukan rekomendasi. Tapi hanya sharing edukasi. Investasi memiliki peluang dari resiko yang tinggi. Do it at your own risk.