Saat Anda ingin belajar saham atau seorang pemula, Anda harus mengerti yang namanya Strategi Investasi Saham. Namun pada kesempatan inilah saya akan bagikan 3 Kesalahan Investasi Saham yang biasa dilakukan oleh pemula.
kita banyak belajar bukan dari keberhasilan tapi justru dari kesalahan yang kita lakukan. Semakin banyak kesalahan yang kita lakukan maka semakin banyak pelajaran yang kita ambil.
Berikut, Tiga Kesalahan Investasi Saham
Ada tiga kesalahan yang akan kita bahas kali ini pertama:
FOMO – Fear of Missing Out
Atau takut ketinggalan, terkadang saat kita melihat saham tertentu yang harganya naik sangat tinggi, maka psikologi kita berkata bahwa harga sahamnya akan naik terus karena kita takut ketinggalan. Lalu tanpa pikir panjang kita melakukan HK alias hajar kanan.
Beli di harga berapa pun karena kita berpikir pasti harganya akan naik lagi sayang kalau kita tidak ikutan tapi ternyata setelah kita membeli bukannya harga naik lagi tapi justru harganya terus turun.
Yang lebih parahnya lagi, kita sudah terlanjur beli di harga pucuk atau beli di harga tinggi, mau cut loss jadi mikir karena sudah terlanjur beli di harga mahal dan kerugian pun makin besar.
Saat harga saham naik bukan berarti harganya akan naik terus. Dan bergitu juga sebaliknya, saat harga saham turun bukan berarti harganya akan turun terus.
Disinilah pentingnya fisikologi dalam investasi saham.
Baca: Macam Produk INVESTASI Populer Di Indonesia
Opa Warren berpesan, Tidak semua orang cocok untuk berinvestasi saham. Mental dan psikologis sangat penting dalam investasi saham. Orang yang tidak bisa mengendalikan emosi akan mudah terjebak dengan perangkap psikologi mental seperti ini, apalagi di zaman sekarang. Jika ada influencer yang memberikan iming-iming mendapat keuntungan besar dari saham tertentu melakukan pom-pom terhadap saham tersebut maka followersnya tanpa pikir pajak akan mengikuti ajakan tersebut.
Hal ini berakibat kita membeli saham yang bahkan kita belum pernah melakukan analisa atau bahkan perusahaannya kita tidak tahu, produknya pun kita, tidak tahu sama sekali.
Ingat pesan dari Ben Graham, investasi saham bukanlah tentang menyalahkan orang lain tapi tentang bagaimana mengendalikan diri sendiri. Sedangkan Charlie Munger berkata: Banyak orang cerdas menjadi investor yang buruk karena tidak mampu mengendalikan emosinya.
Tidak Investasi di Wonderful Company
Karena harganya lebih mahal terkadang seorang investor yang memiliki mindset mencari saham yang valuasinya masih murah terjebak pada pola pikir seperti ini. Memberikan harga dan valuasi saham antarperusahaan dan cenderung hanya berinvestasi di saham perusahaan yang valuasinya masih murah. Memang sahamnya murah, tapi ternyata harga sahamnya tidak ada perubahan karena kinerja perusahaannya yang juga tidak bertumbuh dengan baik.
Beda sekali dengan perusahaan yang bagus. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang baik, pangsa pasar yang terus tumbuh, cash flow yang meningkat, margin keuntungan yang besar dan keunggulan kompetitif yang semakin besar.
Baca: 5 Mitos dalam Investasi Saham – Cek Faktanya!
Meskipun harga dan valuasi saham yang memang lebih mahal tapi untuk jangka panjang ternyata perusahaan yang bagus seperti ini jauh lebih menguntungkan dibandingkan perusahaan yang harga sahamnya murah.
Warren Buffet berpesan, jauh lebih penting membeli wonderful company yang harga wajar dibandingkan membeli perusahaan biasa saja di harga yang murah. Prinsip ini sama dengan prinsip grup investing yang dianut oleh Philip Fisher yang lebih mengutamakan mencari perusahaan-perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang bagus.
Tidak Tahu Harga Wajar Saham Sebelum Membeli
Ini juga penting meskipun kita sudah mengetahui mana saja perusahaan-perusahaan yang termasuk wonderful company. Bukan berarti kita bisa membeli sahamnya di harga berapapun karena semakin tinggi harga saham yang kita beli maka risikonya juga akan semakin besar. Sebaliknya; Semakin rendah harga saham saat kita beli maka resikonya akan semakin kecil dan keuntungan hasil investasi juga akan semakin besar.
Jangan membeli saham yang terlalu mahal. Membeli saham ibaratnya membeli sebuah bisnis. Sebelum membeli pastikan kita akan melakukan estimasi berapa harganya sebelum membeli.
Pembeli pasti ingin membeli di harga murah untuk mendapat keuntungan maksimal. Untuk tahu Berapa harga yang pantas untuk membeli maka kita perlu melakukan analisa dan estimasi.
Jika kita tidak tahu Berapa harga wajarnya maka kita akan terjebak membeli di harga yang terlalu mahal. Contohnya saham Jun lever perusahaan PT. Unilever Indonesia.Tbk perusahaan hebat menghasilkan cashflow yang konsisten. Sehingga waktu itu harga sahamnya terlalu mahal sehingga terjadi penurunan harga saham karna Overvalue.
Charlie Munger mengatakan yang harus kita lakukan adalah membeli perusahaan hebat dengan harga yang murah.
Jadi syarat pertama adalah perusahaannya Harus Hebat dulu kemudian syarat kedua adalah membeli perusahaan hebat tapi di harga yang murah. Nasehat ini terkesan sederhana, tapi sebenarnya pesan ini sangat penting bagi kita semua bagi investor saham.
Nah itulah tiga Kesalahan Investasi Saham yang banyak dilakukan oleh investor lainnya. Semoga bermanfaat.