Kali ini aku akan membahas tips yang mengubah kepercayaan diri di depan para Audiens dan juga performance dalam public speaking. Pada artikel kali ini dapat berlaku bagi Anda yang baru saja memulai atau yang ini progres ke level berikutnya.
7 Tips Mengubah Kepercayaan Diri di Depan Umum (Audiens)
Daftar Isi
Pahami Fungsi Fisiologis
Public speaking itu sama seperti misalnya kita bermain instrumen. Hanya saja instrumen kita itu badan dan anggota tubuh kita. Karena itu kita harus coba memaksimalkannya sebaik mungkin.
Misalnya yang pertama itu bernafas. Sebaiknya tidak menggunakan nafas dari dada. Tapi nafas dari Diafragma. Cara melatihnya adalah dengan memegang tangan perut. Kemudian rasakan perutnya itu naik-turun naik-turun.
Dan juga Anda harus tahu cara menempatkan kaki. Untuk membantu Anda supaya kaki tidak kaku, Anda harus menempatkan salah satu dari kaki sedikit lebih kedepan daripada yang lainnya. Dan itu membuat Anda merasa lebih nyaman dan tidak merasa seperti paku.
Memotong Salam | (Mengubah Kepercayaan Diri)
Tentu ini juga sangat kontekstual kalau misalnya kita berada di majelis taklim. Kita mau ceramah tentang agama dan ini tentu masuk akal bagi kita untuk mengucapkan puji syukur dan salam dan sebagainya.
Tapi bayangkan kalau misalnya kita lagi ada di toastmaster, atau sedang lomba pidato bahasa Inggris tingkat nasional. Dimana pada kegiatan-kegiatan tersebut audience lebih general dan datang dari background yang berbeda-beda. Biasanya dengan memulai pembicaraan dengan mengucapkan salam yang sudah diucapkan oleh seribu pembicara sebelumnya itu dapat meninggalkan First Impression yang tidak begitu baik.
Biasanya di bagian awal itu adalah kesempatan kita untuk menarik penonton kepada apa yang ingin kita sampaikan. Banyak yang suka memulainya dengan suatu kutipan statistik pertanyaan restoris dan semacamnya. Sebagus apapun ide yang mungkin aku sampaikan itu enggak akan tersampaikan karena orang-orang sudah kabur lebih dulu.
Artikel: Tips Hidup Miskin | Susah Bangkit dari Kemiskinan
jadi karena itu aku rasa kita bisa menunjukkan rasa syukur dalam bentuk lainnya. Tak cuma misalnya kita dalam konteks public speaking dimana kita ingin menyampaikan ide atau mengundang suatu tindakan mungkin lebih baik kita korbankan perkenalan diri dan salam yang terlalu panjang supaya kita bisa mengambil atensi/perhatian dari para audience. dan kita bisa menempatkan ide baru atau benih-benih perubahan dalam diri mereka.
Sadari Momen-momen Jittering
Jadi Jittering ini adalah momen dimana kita kayak sedang bergetar-getar dan biasanya datang karena kita gugup. Jadi kalau misalnya gugup, kelihatan banget bagaimana kita suka mengoper-over berat badan dari satu sisi ke sisi lainnya lagi.
Jadi misalnya kita lagi berdiri di depan. Dan kaki kita sepert gelisah atau ada sesuatu yang kita lakukan dengan tangan kita. Entah itu kita keluar masukin ke kantong baju/celana atau tangan garuk kepala. itu semuanya biasanya terjadi tanpa disadari.
Cuma kalau misalnya kita sudah tahu tipe seperti ini, sadari kira-kira apa kebiasaan yang suka kita lakukan kalau misalnya gugup entah itu menaikkan alis mata, entah itu menggoyang-goyangkan pinggulnya dan sebagainya. Usahakan ubah kebiasaan seperti itu.
Tiru public Speaker Favoritmu
Dalam hal apapun yang kita mulai ketika kita adalah seorang yang benar-benar pemula biasanya cara terbaik yang bisa kita lakukan untuk belajar adalah untuk meniru apa yang sudah berhasil dari kasus lain.
Kalau misalnya lagi belajar masak, peluang untuk sukses akan lebih besar kalau misalnya aku udah ngikutin resep dan cara memasak dari CV Arnold.
Daripada Anda pikir-pikir sendiri, kira-kira Anda mau bikin masakannya seperti apa.
Sama juga halnya dengan public speaking. Anda bisa coba langsung pilih style public speaking favorit Anda. Kemudian dari kita ikutin gaya public speaking seperti itu dan melakukannya dalam waktu yang cukup lama. Lama-kelamaan kita akan melihat apa yang kita suka dan apa yang tidak begitu kita sukai.
Jadi di awalnya yang masakan kita itu nyontek pelan-pelan kita jadi ketemu “Oh ternyata lebih enak kalau misalnya aku tambahin bawang sedikit. Terus aku tambahin cabe iris-iris dikit. Dan seiring berjalannya waktu kita bisa membumbui masakan atau gaya public speaking kita sebagaimana yang kita inginkan.
Sadari! Public Speaking itu Bukan Berarti Pidato Proklamasi
Siapa sih dulu di sini waktu sekolah, setiap melihat dan mendengar kata pidato pikiran kita ke arah pidato upacara sekolah? Memberikan orasi dan semangat dengan kukuatan suara yang kuat.
Perlu Anda ketahui, bahwa untuk public speaking yang jenis itu ada fungsi dan juga cara penyampaikan yang berbeda-beda. Kalau misalnya ada lomba public speaking justru biasanya yang lebih di fokuskan itu adalah idenya atau isi dari apa yang kita sampaikan daripada cara kita penyampaikannya.
Tidak semua public speaking itu adalah berorasi di mana kita meninggikan suara kita dan mencolok menyemangati orang dengan cara berbicara. kita banyak yang public speaking lebih santai tapi idenya itu mengalir banget dan itu bisa lebih membekas bagi orang yang mendengarkannya.
Sadari! Kita Akan Dimaafkan
Seringkali kita takut untuk jadi public speaking. Karena kita takut nanti salah di depan umum dan kemudian orang-orang tertawa di depan kita.
Pendapat saya tentang ini, selama kita bukan seorang public figure atau seorang politisi yang membuat kesalahan yang lucu. Biasanya kesalahan-kesalahan kita itu akan dilupakan orang-orang akan kembali ke kesibukan hidupnya masing-masing.
Anda yang dulu pernah bicara di depan teman-teman di sekolah SMA, bayangin saja berapa banyak public speaker yang datang dan membuat kesalahan di depan guru dan teman satu sekolah tertawa.
Tapi kalau misalnya ditanya lagi kepada mereka pasti kebanyakan dari mereka tidak ingat sama sekali apa yang terjadi saat itu.
Salah pengucapan huruf kalau kita mengambil lima detik itu terlalu lama untuk memikir mau ngomong apa dan itu akan dimaafkan. Bahkan kesalahan kita itu justru akan menguntungkan bagi kita karena itu membuat keadaan semakin rileks dan orang bisa menyaksikan sesi public speaking kita dengan mood yang bagus.
Tidak Perlu Meminta Maaf Di Akhir Penutup
Kita jangan terlalu banyak mengucapkan salam dan puji syukur. Tapi juga tergantung konteks kalau misalnya di akhir jangan meminta maaf karena kesalahan yang sudah kita buat.
Idealnya kita itu bisa memberikan last impressions sebaik atau bahkan lebih baik daripada first impression. Dan itu tidak akan terwujud kalau misalnya di akhir kita meminta maaf. Dan orang-orang jadi teringat dengan kesalahan-kesalahan yang kita buat tadi dengan kita.
Mengucapkan mohon maaf jika saya membuat kesalahan pada sesi akhir yang akan terjadi adalah orang yang tadinya tidak ngeh dengan kesalahan kita atau juri yang sedang menilai dan tidak ngeh dengan kesan kita itu jadi kepikir. “Oh iya tadi dia bikin kesalahan ini”. “Oh iya tadi dia bikin ini bikin itu dan itu”. Justru tidak menguntungkan bagi diri.
Kita jadi first impression dan last impression itu harus memberikan kesan yang sangat berpengaruh. Kesan yang berpengaruh biasanya tidak akan terjadi kalau kita mengingatkan penonton dengan kesalahan-kesalahan kita.
Tip Bonus (Mengubah Kepercayaan Diri)
Menyadari bahwa tidak ada jalan pintas selain meningkatkan jam terbang. Semua public speaker di dunia yang lancar itu terjadi karena mereka sudah punya jam terbang yang cukup memadai.
Jadi itu daripada kita menunggu supaya kita bisa berada di level mereka sebelum memulai public speaking dan akhirnya gak mulai-mulai sama sekali mending kita coba cari aja opportunities yang ada di depan mata dan langsung mengatakan “ia” tanpa pikir panjang.
Misalnya kita ada lomba pidato atau kita disuruh presentasi di depan kelas langsung aja katakan “iya”. Dan gunakan kesempatan itu untuk meningkatkan jam terbang sehingga 2 tahun 3 tahun kedepan hal-hal yang biasa tadi sudah terakumulasi menjadi sesuatu yang dapat membantu mengakselerasi karir, membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan juga menjadi lebih percaya diri dan bangga dengan diri sendiri.
Biasanya kalau ada suatu peluang yang datang dan itu terlihat mengerikan dalam jangka pendeknya itu adalah pertanda bahwa mungkin kita harus mengatakan ia kepada peluang tersebut.
Demikian 7 Tips Mengubah Kepercayaan Diri di Depan Umum. Semoga ini bermanfaat.
Sumber referensi: Zahid Azmi Ibrahim